Penyakit Reumatik merupakan sebuah penyakit yang menyerang bagian persendian
dalam tubuh. Artinya, terjadi peradangan di bagian sendi manusia dan
menyebabkan rasa sakit yang tidak tertahankan. Penyebab utama penyakit
ini adalah adanya gangguan pada autoimun. Namun, penyebab dari gangguan
autoimun ini sampai kini belum diketahui. Para peneliti sempat
mengeluarkan hipotesa mereka kalau yang menyebabkan adanya gangguan
autoimun yang berimbas pada terserangnya seseorang dengan penyakit
adalah akibat infeksi jamur, bakteri, dan virus. Sayangnya, hipotesa ini
tidak pernah bisa dibuktikan secara ilmiah hingga akhirnya hanya
dinamai hipotesa dan dikategorikan sebagai faktor risiko. Artinya,
seseorang yang terinfeksi bakteri, virus, dan jamur memiliki kans atau
kemungkinan untuk menderita rematik.
Nah, dari definisi panjang rematik di
atas, tentu Anda merasa penasaran bukan dengan gejala, penyebab, dan
pengobatan dari penyakit ini?
Inilah Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Penyakit Rematik
Gejala
Penderita penyakit ini memang kebanyakan
berjenis kelamin perempuan. Fakta menunjukkan bahwa penderita perempuan
adalah 2 hingga 3 kali lipat lebih banyak ketimbang penderita lelaki.
Lalu, apa saja gejala yang mungkin terjadi saat seorang menderita
rematik? Dalam artikel lain, telah dipaparkan panjang
lebar mengenai gejala rematik yang meliputi kekakuan di sekitar sendi
saat pagi hari, susah menggerakkan sendi, rasa sakit pada sendi,
peradangan yang bersifat simetris (menyerang pada bagian kanan dan
kiri), gangguan penglihatan (mata kering atau iritasi mata), bahkan
hingga demam tinggi. Dari beberapa gejala yang mudah dikenali tersebut,
sesungguhnya seseorang bisa dengan mudah mendeteksi rematik sejak dini.
Dengan mengetahuinya lebih cepat, kemungkinan Anda untuk
menanggulanginya juga lebih besar dan terbuka lebar.
Penyebab
Penulis telah memaparkan bahwa penyebab
pasti dari rematik masih belum ditemukan. Sejauh ini, para peneliti
hanya menemukan faktor seseorang dapat terkena rematik. Ada dua kategori
besar yang berperan, yakni faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Layaknya penyakit diabetes, penyakit ini dipercaya dapat diturunkan dan
hanya bisa dihindari jika seseorang mau menjaga kesehatannya hingga
terhindar dari penyakit ini. Lalu, siapakah yang memiliki kans menderita
penyakit ini?
Dalam sebuah studi disebutkan bahwa
seorang perempuan memiliki kemungkinan besar terkena penyakit rematik.
Dari 100% penderita rematik, 75 % nya adalah perempuan. Fakta ini
menguatkan dugaan bahwa rematik lebih sering diderita oleh perempuan
ketimbang laki-laki. Studi lebih dikerucutkan pada usia dan ditemukan
bahwa seorang perempuan dengan usia lebih dari sama dengan 40 atau 50
tahun rentan terkena penyakit ini. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan rematik dapat menyerang seseorang saat usia berapa pun.
Penyakit ini bisa dideteksi melalui
laboratorium darah, sinar X atau rontgen, MRI, dan lain sebagainya.
Penggunaan sinar X dalam mendeteksi rematik dimaksudkan untuk melihat
perkembangan dari peradangan dan pembengkakannya. Untuk itu, jika Anda
merasakan salah satu dari gejala-gejala rematik, alangkah baiknya jika
Anda segera periksa ke dokter.
Cara Pengobatan
Seperti penyebabnya yang masih dalam
penelitian, obat eksaknya juga masih terus diteliti. Tetapi beberapa
ekstrak makanan malah dipercaya bisa menyembuhkan rematik. Hal ini
didasarkan pada konsumsi sebuah makanan laut berupa teripang oleh
masyarakat China yang terhindar dari rematik. Peneliti pun meneliti MADU HITAM PAHIT
tersebut dan menemukan bahwa kandungannya seperti kondroitin dan
glukosamin sangat baik untuk mengobati rematik. Seperti diketahui, dua
kandungan ini merupakan vitamin bagi sendi. Jika biasanya Anda
mendapatkan kalsium untuk tulang dengan mengonsumsi susu, sekarang Anda
bisa mendapatkan kondroitin dan glukosamin untuk sendi dengan
mengonsumsi madu hitam pahit.
Demikian penjelasan mengenai penyakit
rematik untuk Anda. Mulai sekarang, Anda bisa lebih waspada terhadap
beberapa gejala sehingga akan membuat Anda bisa menanganinya dengan
cepat.
No comments:
Post a Comment
https://twitter.com/madupahitt